Minggu, 03 April 2022

Ramadhan Terakhir


Bulan ramadhan menjadi ajang berlomba-lomba dalam kebaikan, entah itu meningkatkan ibadah atau menebar kebermanfaatan dengan cara yang berbeda-beda. Namun tak jarang kita dapati sebagian orang yang hanya menjadikan bulan ramadhan sebagai ajang untuk bermalas-malasan karena banyaknya jatah waktu untuk istirahat 

 Jika di bulan yang mulia ini saja masih bermalas-malasan, lantas di bulan apa lagi kita akan meningkatkan ibadah kepada- Nya? Kita tidak pernah tau batas usia kita sampai kapan, tapi dari sikap kita seolah-olah menunjukkan keoptimisan akan kehidupan hari esok. Apakah berita duka di ramadhan pertama belum cukup untuk menyadarkan mu? Mereka adalah orang-orang yang mengira bahwa esok ia masih hidup padahal Allah telah memanggilnya tanpa meminta persetujuan darinya. Miris, bukan? tapi itulah realita yang harus selalu kita ingatkan pada diri kita khususnya dan juga pada orang lain, bahwa kematian itu tak pernah meminta persetujuan kita dahulu, ia akan datang menjemput jika waktunya sudah tiba.

Rasa syukur yang tak terhingga karena telah di pertemukan dengan ramadhan kali ini, tapi di bulan Ramadhan yang akan datang, siapa yang bisa memastikannya bahwa kita akan berjumpa kembali? Tidak ada. Tugas kita hanyalah memanfaatkan apa yang ada saat ini, yaitu kesempatan bertemu ramadhan kali ini. 

Jika kabar kematian belum juga menyadarkan mu, maka anggaplah ini sebagai ramadhan terakhir mu, agar tak banyak waktu yang kau habiskan dengan sia-sia, melainkan dengan menyibukkan diri mempersiapkan hal-hal terbaik untuk ramadhan terakhir mu. Jika ternyata ini bukan ramadhan terakhirmu, maka bersyukurlah karena kamu masih memiliki hari esok untuk berbuat kebaikan lebih banyak, namun jika ternyata ini benar adalah ramadhan terakhimu, maka hal yang juga patut kau syukuri, karena kau telah menyiapkan dirimu untuk hari-hari terakhir dalam hidupmu dengan penuh ketaatan pada-Nya. Husnul khatimah, siapa yang tidak mendambakannya?

Mari mempersiapkan diri sebaik mungkin, sebab kita tak pernah tau kapan giliran kita kembali pada-Nya, namun semoga kita kembali dalam keadaan yang baik.




Sabtu, 02 April 2022

Target yang sama

Memperbarui Target
 
Menyambut bulan ramadhan dengan berbagai rencana untuk lebih produktif bukanlah hal yang baru bagi sebagian kita, menjelang ramadhan pasti akan di hiasi oleh rencana akan hal-hal yang ingin dilakukan selama sebulan.
Ingin lebih produktif katanya, namun tak jarang pula kita temui setiap tahunnya orang-orang dengan rencana yang itu-itu saja dari tahun ke tahun, mirisnya pelanggarannya pun tiap tahun sama pula. Sebagian dari kita mungkin tak menyadari bahwa kita hanya terus menerus memperbarui target yang sama tiap tahunnya, tak ada yang berubah kecuali waktu dan tampilannya saja, namun outputnya tetap sama saja

Rencana Kecil

Mulailah dengan rencana kecil saja dulu, jika memungkinkan untuk naik kelas, maka naiklah perlahan tanpa membuat mu kewalahan. Meski kecil, jika konsisten dilakukan itu akan memberimu manfaat lebih lama, dibandingkan hal besar yang hanya sekali saja kamu lakukan.

Dariku untukmu 

Mungkin tak seperti sebagian orang yang mampu membuat rencana yang berbeda tiap tahunnya dengan pencapaian yang luar biasa di tahun-tahun sebelumnya, namun bukan berarti kita tak bisa, kita hanya kurang bersungguh-sungguh saja. Tidak ada yang salah dari rencana yang itu-itu saja, yang salah ialah ketika kita memilih untuk tidak melakukan sesuatu yang lebih dari hari-hari biasa padahal kita sedang berada dibulan yang mulia.
Dengan rencana yang itu-itu saja tiap tahunnya, cukup untuk membuat kita merenung bahwa setiap rencana yang kita atur, Allah-lah yang memiliki andil atas segalanya, tugas kita hanya berdoa dan terus ikhtiar untuk mencapainya.

Kawan, kita berada di garis start, maksimalkan ibadah dan lakukan hal-hal baik, semoga Allah ridho atas segala hal baik yang kita lakukan 

Marhaban Ya Ramadhan

Rabu, 16 Februari 2022

Akhiri Kehidupan Semu

Setiap kita pasti pernah memiliki masa dimana keadaan sangat memuakkan, hingga hal-hal aneh mulai terpikirkan dibenak kita, bahkan berfikir untuk mati saja demi mengakhiri segalanya termasuk kehidupan yang tak kunjung berjalan mulus, bahkan setelah kamu tertatih mengejarnya, ragamu lelah namun tak kunjung mendapatkan hasil yang kamu dambakan
Pikiranmu sekalut itu, sehingga tak memiliki waktu untuk sekedar menikmati kebahagiaan yang terhampar didepan mu meski sesaat.
Dan anehnya saat kamu memutuskan untuk menceritakan segalanya, orang lain malah menganggap itu sebagai sebuah candaan dan santapan renyah untuk mereka tertawai
Tidak ada yang bisa kuharapkan, bahkan ketika aku menceritakan kesedihanku, orang-orang menganggap itu sebagai lelucon
Berhenti membagi beban dirimu pada orang lain mungkin lebih menenangkan, sehingga kamu tak perlu lagi mendapati tatapan penghakiman atas tindakanmu, pun kamu tak lagi mendengar ceritamu jadi objek renyah dalam gosip orang-orang.
Ketika aku berhenti bercerita, orang-orang akan mencari ceritaku namun, ketika aku bercerita, orang lain seolah mencabut telinga dan nuraninya

Setiap kehidupan pasti ada cobaanya, namun bunuh diri bukanlah jalan pintas untuk menghadapi cobaan itu, sekalut apapun pikiranmu, setidakpeduli apapun orang lain terhadap mu, memilih mengakhiri hidupmu dengan caramu sendiri bukanlah solusi, meski dipikiranmu mengatakan bahwa semua perkara dunia yang kamu kejar dan masalah yang kamu hadapi akan berakhir ketika kamu meninggalkan dunia, namun itu pemikiran yang salah, meskipun kamu lolos dari pengadilan dunia tapi kamu tak dapat menghindari pengadilan akhirat. 

Dosa Bunuh Diri

Allah Ta'ala berfirman:

وَلاَ تَقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا * وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَانًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللّهِ يَسِيرًا

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. An Nisa: 29-30)

Bunuh diri adalah dosa yang besar dan itu bukanlah solusi terhadap masalahmu apalagi jalan pintas untuk menghindarinya sebab sejatinya setelah kematian, sebenarnya kehidupan (akhirat)mu baru saja di mulai

Dariku Untukmu

Kawan, sereceh apapun sesuatu yang diceritakan temanmu mengenai dirinya kepadamu, tak ada pembenaran bagimu menertawainya kecuali yang ia ceritakan memang sebuah lelucon, temanmu butuh kawan untuk sekedar menjadi pendengar keluh kesahnya dan memberinya solusi ketika dia menginginkannya, namun ketika kau dapati temanmu yang tak pernah cerita perihal dirinya, maka jangan paksakan ia tuk bercerita, sebab bisa jadi ia pernah menjadi orang paling bersemangat untuk bercerita namun tak mendapat respon yang baik, sehingga ia memilih hanya Allah tempat ia tuk bercerita segalanya sebab hanya Allah yang tak pernah mengecewakannya.





Sabtu, 29 Januari 2022

Kehilangan


Air mata sebagai isyarat bahwa setiap kehilangan adalah luka mendalam
Ada yang kehilangan namun tak merasa kehilangan, ada yang terlalu sering kehilangan hingga tak pernah lagi merasakan yang namanya kehilangan.

"Bagaimana dengan kehilangan diri sendiri? Apakah itu hal yang patut aku syukuri?" Tanyamu

Aku kehilangan seseorang yang memberiku luka yang membuatku banyak berubah, aku menjadi orang lain yang bahkan tak pernah ada di list pribadi panutan ku.
Kau tahu, pribadi ramah nan menyenangkan yang susah payah aku bangun, runtuh seketika menjadi kaku nan menyedihkan. Ini bukan diriku, tapi aku larut disana, saangat lamaa.
Apa kau ingat? Aku pernah mengatakan berdamai atas segalanya, tapi terlalu naif jika aku berdamai secepat itu.
Luka itu masih lebam, belum menemukan obatnya" Jelas mu panjang lebar

"Dari kehilangan itu, hal yang patut kau syukuri ketika berani melepas sesuatu yang membuat kamu kehilangan dirimu" Jawabku singkat

Kehilangan diri sendiri adalah luka yang hanya dapat sembuh dengan penerimaan dan perubahan. Belajar menerima bahwa keadaan dapat merubah segalanya termasuk diri mu sendiri, sedikit banyaknya pengalaman akan membuat mu belajar banyak hal tanpa kau minta dan berubah jadi versi dirimu yang kau inginkan dan Allah ridhoi adalah langkah luar biasa yang akan kau tempuh
Terdengar mudah tapi sangat sulit mewujudkannya bahkan untuk dirimu sendiri tapi kamu pasti bisa untuk itu 

Lekas sembuh :)


Kamis, 27 Januari 2022

Kecewa


Pasti kita semua pernah mengharapkan sesuatu melebihi apapun, menyusun rencana yang membuat bangga sebelum bertindak dan menjadikan kita berkhayal tinggi, menjadi berguna suatu saat nanti.

Namun setelah berada di hari pengujian atas usaha itu, semuanya benar-benar mengecewakan, mendapati dirimu tidak menjalankan semuanya dengan baik

"Aku kecewa pada diriku" Ucap mu 

Lantas kamu akan bagaimana, setelah kecewa pada diri sendiri? Kamu ingin apa? Marah? Memaki diri sendiri? Itu semua tidak ada gunanya.. 

Bahkan setelah memarahi dan memaki diri mu apakah rasa kecewa itu hilang? TIDAKK. Malah kamu akan semakin tenggelam di sana, bersama penyesalan dan kesalahan mu yang tak kunjung kau terima

Ingin mengharapkan orang lain? Ku harap kamu tidak melakukan itu, kamu hanya akan menambah rasa bersalah pada dirimu, mengandalkan dirimu dan berharap pada dirimu saja gagal, bagaimana bisa kamu ingi𝗇  menyandarkan harapan baru pada orang lain? Ingin menghadirkan kecewa baru? 

 Kamu akan tetap bersama rasa kecewa itu sebelum kamu memaafkan dirimu sendiri terlebih dahulu

 Ketika kecewa pada orang lain, opsi terakhir ialah tidak memperdulikannya untuk membuatnya hilang namun untuk dirimu, cukup berdamai dan belajar menerima rasa kecewa itu, jadikan ia pemicu ekstra untuk mimpi-mimpimu yang selanjutnya. 

Yang terpatahkan hanyalah satu, masih banyak stok harapan yang lain bukan? Yuk, kita coba lagi untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. 

Kau lihat kan? Selagi ada usaha, orang-orang pun akan turut serta membantu mewujudkan hal-hal baik yang menjadi mimpimu. 

Belajarlah berdampingan bersama kecewa itu agar sakitnya bisa kau rasakan untuk dikemudian hari, agar kamu enggan hadir untuk mengecewakan orang lain. 

Selasa, 25 Januari 2022

Pulang



Melangkah bertolak dari takdir-Nya (kematian) adalah hal yang sia-sia. Ia akan tetap datang meski 1000 benteng besi yang kau pasang untuk menghindarinya. 

Pulang menjadi hal sulit untuk kita definisikan rasanya, keadaannya, pun kejadiannya, namun sama saja meninggalkan luka bagi orang yang ditinggalkan dan luka bagi yang tak siap bekal menghadap-Nya. 

Tidak ada yang tau, diwaktu dan bumi bagian mana kita akan dipanggil pulang menghadap-Nya, hal yang paling pasti bahwa kita semua akan mendapat jatah yang sama untuk pulang, yang membedakan hanyalah amalan kita. 

Tidak ada orang yang akan menanyakan kesiapan kita namun peringatan tentang kematian bertebaran di mana-mana. 
Orang yang kau temui masih sehat di jam ini, namun di waktu selanjutnya ia telah pulang menghadap-Nya. Peringatan yang sangat nyata adanya namun seringkali kita abaikan. 

Sadar atau tidak, sering kali orang-orang mengabaikan hal seperti ini, tak sedikit yang menganggap dan menjadikannya lelucon. Miris!! 

Nikmat dunia, kadang menjadi pelipur dan mengalihkan kita jauh dari ingatan terhadap akhirat yang menjadi tujuan akhir setiap dari kita.

Dunia memang bukanlah segalanya namun kita butuh sebagai tempat singgah mencari amalan untuk bekal pulang menghadap-Nya. 

Hanya tempat singgah, jadi jangan sandarkan segalanya di dunia, cari bekal sebanyak-banyaknya agar pulang dengan versi terbaik yang telah kau siapkan dan Allah ridhoi. 

Keinginan

Setiap orang terbatas pengetahuannya namun keinginannya kadang melampaui kapasitasnya. 
Terlalu naif jika menafikannya, itulah relitanya. 

Resolusi dengan catatan luar biasa, menggetarkan orang-orang yang membacanya. Aku lihat, sepertinya hanya dijadikan sebagai pajangan, hanya untuk keperluan medsos saja, setelahnya kau benar-benar sibuk, iya sibuk rebahan dan bergentayangan diberanda medsos

Tanpa sadar kita terus direcoki oleh perubahan yang tak terelakkan di lingkungan, membuat kita menjadi manusia yang tertinggal dibawah tekanan kesuksesan orang lain dan bayangan kehampaan kehidupan di sisi yang berlawanan yang subur dalam pikiran sebagian dari kita atau bayangan hidup realistis tanpa aksi.
Opsi terakhir aku sebut itu mimpi di siang bolong.

"Kita akan sukses, tenang saja" Ucapmu

"Hehh, sukses itu tidak akan didapatkan dengan tubuh santai dan otak traveling hidup realistis mu itu" Jawab ku

Bangun dan wujudkan apa yang kamu pikirkan tentang kehidupan yang kamu impikan, jangan selalu bergantung diketiak orang lain untuk hal-hal besar yang kau keruk dari pikiran mu. 

Kamu yang capek menghabiskan waktu untuk memikirkannya, masa orang lain yang harus mewujudkannya untuk mu? Kan tidak seru, jika kita jadi penonton untuk hal luar biasa yang telah direncakan. 

"Jadilah pemeran utama atas mimpi yang kau ukir dengan sungguh" Pesan ku untuk mu.